Selasa, 01 Maret 2016

DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR PUSTAKA

_________(2014) Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Samudra.

A .Aaker dalam Durianto, et. al (2004,b, p.15). Brand Equity Ten. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Amin Widjaja Tunggal, 2008. Audit Manajemen. Jakarta :Rineka Cipta.

Ali Hasan. 2008. Marketing. Media Utama, Yogyakarta.

AlidaPalilati, 2004, Pengaruh Tingkat Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan di Wilayah Bugis, jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Hal. 65-74.

Dharmmesta & Handoko, 1997, Manajemen Pemasaran :Analisis Perilaku Konsumen, BPFE, Yogyakarta

Dharmayanti, Diah. 2006. Analisis Dampak Service Performance dan Kepuasa Sebagai Moderating Variable Terhadap Loyalitas Nasabah. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1 No. 2, Oktober, 35-43.

East, R. (1997). Consumer behaviour. London: Prentice Hall.

Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty : Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan. Jakarta, Airlangga.

Keller (2003), Marketing Management 11ed. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kotler& Armstrong, 2004, Principles of Marketing, Tenth Edition, Pearson Prentice Hall , New Jersey.

Musanto, Trisno. 2004. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus Pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya. Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.http://puslit.petra.ac.id/journals/management. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.Vol. 6, No. 2, September 2004: 123 – 136.Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Galia Indonesia. Jakarta.

Moleong, Lexy.(2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya.

Rangkuti, 2004. Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis, Grafindo Persada, Jakarta.

Susantodan Wijanarko (2004) powerbranding :Membangun merek unggul Dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta : PT Mizan Publika Jakarta.

Soehadi (2005),  Effective Branding : Konsep Dan Aplikasi Pembangunan Merek yang sehat Dan kuat, cet.1, Bandung : PT. Mizan Pustaka.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III.Jakarta :STIE YKPN

Supranto, J. (2003:403). Metode Riset. Jakarta: PT Asdi Mahastya.

Singarimbun, 2005, Metode Penelitian Survey. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal. 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.     Hasil Penelitian
4.1.1.      Deskriptif Wilayah Penelitian
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah: keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (UU Kesehatan, 1995).
Peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kelayakan kesehatan yang merata dan terjangkau pada seluruh masyarakat baik secara geografis maupun ekonomi membutuhkan penyediaan sarana pelayanan kesehatan sebagai fasilitasnya.Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi yang lebih luas menyangkut fungsi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat.
36
 
Jasa pelayanan kesehatan salah satu kebutuhan yang penting, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan.Salah satu lembaga yang menangani masalah pelayanan kesehatan adalah lembaga berbentuk rumah sakit.Rumah sakit sebagai salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang selama ini, merupakan lembaga yang tidak mencari keuntungan yang optimal dalam tujuan pendiriannya. Rumah sakit secara khusus merupakan suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan yang bersifat non profit oriented.Selain itu rumah sakit tidak membatasi jumlah pasien yang dilayani, sesuai dengan tujuannya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat masih memandang bahwa pelayanan kesehatan dari rumah sakit sebagai suatu pelayanan  jasa yang bersifat sosial, sehingga dianggap tidak etis untuk menerapkan prinsip profit maximation dalam industri pelayanan kesehatan.
Rumah sakit sesuai dengan sifatnya, tidak bertujuan mencari laba atau non profit, tapi bukan berarti rumah sakit tidak mencari laba dalam operasinya.Semenjak otonomi daerah fungsi rumah sakit mengalami pergeseran yakni dari fungsi sosisial menuju fungsi ekonomi.Laksosono (2005) mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit sebagai fungsi sosial yang nonprofit, pada akhir abad sekarang telah berubah menjadi fungsi ke arah ekonomi.
Rumah Sakit Graha Bunda adalah rumah sakit swasta kelas C. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. Selain itu rumah sakit ini lebih besar denganfasilitas kamar tersedia 87 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Aceh yang tersedia rata-rata 83 tempat tidur inap.     dari87 kamar inap yang tersedia 12 tempat tidur di rumah sakit ini berkelas VIP keatas.Mayoritas Kamar Kelas IIIDari 87 tempat tidur inap di rumah sakit ini, 50 termasuk di kamar kelas III.
Text Box: 37Rumah sakit ini tersedia tempat tidur di semua kelas kamar, dari kelas I sampai kelas VVIP. Rumah Sakit Graha Bunda mempunyai fasilitas ruang diantaranya ruang ICU: Singkatan dari Intensive Care Unit, ini adalah layanan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatan secara terkonsentrasi dan lengkap, ruang ini mempunyai 3 tempat tidur. ruang ICU yang dianggap sudah menunjukkan perbaikan tetapi masih dalam pengawasan ketat. Ruang HCU: Singkatan dari High Care Unit, ini adalah ruang perawatan pasien, ruang ini mempunyai 5 tempat tidur. ruangIGD: Singkatan dari Instalasi Gawat Darurat, ruang ini mempunyai 4 tempat tidur. Ruang NICU: Singkatan dari Neonate Intensive Care Unit, ini merupakan unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir (neonatus) yang memerlukan perawatan khusus, ruang ini mempunyai 4 tempat tidur. Ruang PICU: Singkatan dari Paediatric Intensive Care Unit, ini merupakan unit perawatan intensif untuk anak anak, ruang ini mempunyai 2 tempat tidur.Ruang Operasi: Ini adalah ruang untuk bedah pasien, ruang ini mempunyai 2 tempat tidur. Ruang Isolasi: Ini adalah ruang untuk pasien pernyakit menular, ruang ini mempunyai 2 tempat tidur. Kamar Bersalin: Ini adalah ruang melahirkan, ruang ini mempunyai 4 tempat tidur. Dan kamar Bayi: Ini adalah ruang untul bayi yang baru di lahir, ruang ini mempunyai 7 tempat tidur. Total keseluruhan tempat tidur adalah 32 tempat tidur.
Rumah Sakit Graha Bunda tersedia 19 dokter, 13 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Aceh dan 10 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Sumatera. Dari 19 dokter di rumah sakit ini, 9 adalah spesialis.Tingkat layanan di kalkulasi dengan perbandingan jumlah perawat dengan jumlah dokter, jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur inap, dan jumlah teknisi medis dengan jumlah dokter. Jumlah perawat rumah sakit Graha Bunda mencapai 70 orang dengan rasio perawat dokter 3.68, rasio perawat tempat tidur 0.8, jumlah tenaga medis 5 orang dengan rasio teknisi 0.26.tenaga pendukung lain adalah pegawai khusus Bidan 29 orang yang meliputi bagian Bidan klinik 11 orang dan bidan lainya 18 orang. Disegi lain rumah sakit Graha Bunda masih didukung oleh pegawai khusus kefarmasian di bidang Apoteker berjumlah 4 orang dan pegawai non kesehatan yang meliputi bagian humas 1 orang Dan non kesehantan lainnya 15 orang.Dengan jumlah keluruhannya 124 orang.(Data tahun 2014)
Rumah Sakit Graha Bunda tebilang sepi pengunjungnya, dari data yang diperoleh Setiap tahun, 10,830 pasien menjenguk Rumah Sakit Graha Bunda.Dibanding rata-rata rumah sakit di wilayahaceh 20,907 lebih sedikit dari rumah sakit tipikal di Sumatera. Tingkat kesibukan atau Indicator aktivitas Rumah sakit Graha Bunda pertahun mencapai 3,229 orang / tahun untuk rawat inap, 7,313 orang / tahun untuk rawat jalan, dan Instalasi Gawat Darurat (IGD)288 orang / tahun.Dari data diatas dapat kita peroleh tingkat efektivitas melalui Bed Occupancy Ratio (BOR) sejumlah 48,3%Ini adalah angka penggunaan tempat tidur. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%(Data tahun 2014).
4.1.2.      Visi dan Misi Rumah Sakit Graha Bunda
Rumah Sakit Graha Bunda mempunyai Visi yaitu Menjadi rumah sakit pilihan dengan menyediakan layanan perawatan kesehatan terbaik, aman, bermutu tinggi dan inovatif. Adapun misinya adalah Menyediakan pelayanan secara utuh, konsisten dan terpadu berfokus pada pasien melalui praktek berbasis bukti yang sesuai dan pelayanan prima dengan komitmen, kerja sama tim, keterlibatan dari pihak terkait dan peningkatan kompetensi individu yang berkesinambungan.
4.1.3.      Struktur Oraganisasi Rumah Sakit Graha Bunda
Rumah sakit merupakan sebuah Institusi atau lembaga Pelayanan Kesehatan profesional yang dilakukan oleh dokter, perawat, bidan, ahli farmasi, dan tenaga ahli kesehatan yang lain, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta (perorangan) yang menyediakan fasilitas pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap dan Rawat Jalan dengan disertai penyediaan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang seperti Observasi, Diagnostik, Terapeutik dan Rehabilitasi bagi pasien yang membutuhkan perawatan kesehatan baik menderita Sakit, mengalami cidera, maupun mengatasi proses bersalin (melahirkan).
Setiap Rumah Sakit secara otomatis memiliki tugas dan fungsi yang wajib dipatuhi, diantaranya :
* Menyediakan pelayanan medis beserta penunjangnya
* Menyediakan pelayanan medis tambahan beserta penunjangnya
* Menyediakan pelayanan kedokteran gigi
* Menyediakan pelayanan kedokteran sosial
* Menyediakan pelayanan rujukan kesehatan
* Menyediakan pelayanan rawat inap
* Menyediakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi)
* Menyediakan pelayanan penyuluhan kesehatan
* Menyediakan pelayanan medis khusus
* Menyediakan pelayanan kedokteran kehakiman
* Menyediakan pelayanan administratif
* Menyediakan pendidikan para medis
* Membantu menyelenggarakan pendidikan tenaga medis umum
* Membantu menyelenggarakan pendidikan tenaga medis spesialis
* Membantu menyelenggarakan kegiatan penyelidikan epidemiologi
* Membantu menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan
Rumah sakit di Indonesia diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya, muali dari Rumah sakit Tipe A yang terlengkap dan terbesar, hingga Tipe E yang paling sederhana. Kali ini secara khusus akan diulas tentang Rumah sakit tipe C.
Rumah sakit Tipe C adalah Rumah sakit yang biasanya didirikan di setiap ibukota kabupaten atauRegency hospital.Rumah sakit tipe ini biasanya menjadi tempat rujukan dari setiap puskesmas dan klinik kecil yang terdapat di sekitarnya. Sebagai syarat kualifikasi, Rumah Sakit tipe C haruslah memiliki fasilitas pelayanan medis spesialistik dasar, seperti Poli penyakit dalam, Poli anak, Poli bedah, dan Poli kebidanan dan kandungan.
Sedangkan Untuk Struktur Organisasi Rumah Sakit Graha Bunda Tipe C adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi Rumah Sakit Tipe CTabel 1.1










Sumber Data Primer 2015
Dengan rincian Peranan fungsi jabatan sebagai berikut :
  1. Direktur. Direktur Rumah Sakit Graha Bunda memiliki tugas utama membantu Bupati dalam pengelolaan Rumah Sakit  dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
  2. Kepala Bagian Tata Usaha. Kepala Bagian Tata Usaha memiliki tugas utama untuk memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan kantor Rumah SakitGraha Bunda. Kepala Bagian Tata Usaha akan dibantu oleh Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset , dan Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
  3. Kepala Bidang Pelayanan. Kepala Bidang Pelayanan memiliki tugas utama merencanakan operasional Rumah SakitGraha Bunda, memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur, menyelia, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan. Kepala Bidang Pelayanan dalam menjalankan tugasnya akan dibantu oleh Kepala Seksi Pelayanan Medik, Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, Kepala Seksi Perlengkapan Meik dan Non Medik
  4. Kepala Bidang Penunjang. Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas utama  untuk merencanakan sisi operasional Rumah Sakit Graha Bunda, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang penunjang. Dalam menjalankan kewajibannya, Kepala Bidang Penunjang akan dibantu oleh Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik, Kepala Seksi sarana dan Prasarana, dan Kepala Seksi Pengendalian Instalasi.
4.1.4.         Identifikasi Variable Penelitian
Variable-variabel  yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable independen Brand Equity ( Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality )dan variable dependen ( Loyalitas Konsumen ).

4.1.4.1.             Gambaran Umum Responden Penelitian
               Responden dalam penelitian ini dilakukan terhadap pasien yang berkunjung dan pernah dirawat di rumah sakit Graha Bunda. Hal ini diketahui dengan melakukan membagikan kuesioner secara langsung terhadap para responden. Untuk pengambilan sampel, dalam penelitian ini digunakan teknik convenience sampling, yaitu tipe pemilihan sampel yang respondennya diambil dari individu yang kebetulan atau mudah dijumpai oleh peneliti.
  1. Jenis Kelamin
pasien yang berkunjung dan pernah dirawat di rumah sakit Graha Bunda adalah pria dan wanita, berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa dari 100orang responden jumlah responden pria sebanyak 53 orang atau 53% dan responden wanita sebanyak 47 orang atau 47%
Tabel 1.2 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Prosentase
Pria
53
53%
Wanita
47
47%
Jumlah
100
100%
Sumber Data Primer 2015
  1. Pekerjaan
pasien yang berkunjung dan pernah dirawat di rumah sakit Graha Bunda meliputi beberapa status pekerjaan, maka digunakan distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan yaitu :
Tabel 1.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan Jurusan
Pekerjaan
Jumlah
Prosentase
PNS
17
17%
Wiraswasta
15
15%
Mahasiswa
13
13%
pelajar
9
9%
Petani
20
20%
IRT
26
26%
Jumlah
100
100%
        Sumber Data Primer 2015
4.1.4.2.    Analisis Data Penelitian
               Analisis data penelitian digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh Brand Equity yang diberikan Rumah sakit Graha Bunda berupa Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality terhadap loyalitas konsumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koesioner, yaitu metode pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan diri sendiri atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
               Alat analisis data yang akan digunakan adalah model statistik analisis regresi linier berganda uji asumsi klasik, uji t dan uji F yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Brand equity terhadap loyalitas konsumen.
4.1.4.3.        Pengujian Instrumen Data
a.      Uji Validitas Kuesioner
         Analisis validitas dalam penelitian ini di uji dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi product momen pearson. Data diolah dengan menggunakan program spss 11.5 yang ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 1.4
Hasil uji validitas variabel Brand aswareness
variabel
Pearson correlation
N.sig
Ket
X Item 1
    Item 2
    Item 3
0.714
0.834
0.860
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Sumber Data Primer 2015
Dari uji validitas dengan  menggunakan teknik korelasi   product moment dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel Brand awareness valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation >0,3
Tabel 1.5
Hasil uji validitas variabel perceived Quality
Variabel
Pearson correlation
N.sig
Ket
X Item 1
    Item 2
    Item 3
    Item 4
0.713
0.826
0.851
0.768
0.000
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber Data Primer 2015
Dari uji validitas dengan  menggunakan teknik korelasi   product moment dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel perceived Quality valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation >0,3
Tabel 1.6
Hasil uji validitas variabel Brand Association
Variabel
Pearson correlation
N.sig
Ket
X Item 1
    Item 2
    Item 3
0.841
0.785
0.881
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Sumber Data Primer 2015
Dari uji validitas dengan  menggunakan teknik korelasi   product moment dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel Brand Association valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation >0,3
Tabel 1.7
Hasil uji validitas variabel Brand Loyality
Variabel
Pearson correlation
N.sig
Ket
X Item 1
    Item 2
    Item 3
0.512
0.772
0.829
0.802
0.000
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber Data Primer 2015
Dari uji validitas dengan  menggunakan teknik korelasi   product moment dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel Brand Loyality valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation >0,3
Tabel 1.8
Hasil uji validitas variabel loyalitas Konsumen
Variabel
Pearson correlation
N.sig
Ket
X Item 1
    Item 2
    Item 3
0.751
0.817
0.780
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Sumber Data Primer 2015
Dari uji validitas dengan  menggunakan teknik korelasi   product moment dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel loyalitas Konsumen valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation >0,3

b.       Uji Reliabilitas
         Hasil analisis uji reliabilitas menggunakan teknik uji cronbach’s alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliable jika mempunyai alpha >0,6. Dalam penelitian ini alpha menunjukkan nilai >0,6 sehingga disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut reliabel.
Tabel 1.9
Hasil Uji reliabilitas variabel BrandAwarness, perceived Quality, Brand Association, Brand Loyality dan loyalitas konsumen
Variabel
Koefisien korelasi
Keterangan
Brand Awareness
Perceived Quality
Brand Association
Brand Loyality
Loyalitas konsumen
0.7426
0.8029
0.7957
0.7360
0.7280
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
        Sumber Data Primer 2015
4.1.4.4.        Uji Asumsi Klasik
            Uji ini bertujuan untuk menguji kebenaranmodel regresi linier berganda pengaruh Brand Equity (Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) terhadap loyalitas konsumen. Hal ini juga bermanfaat untuk mengetahui penyebab kesalahan dalam mengasumsikan model regresi.
a.        Uji Normalitas
         Untuk menguji normalitas digunakan metode enter, yaitu dengan menganalisis penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran dari data print out. Dari hasil analisis grafik dapat diketahui bahwa sebaran data (plot) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b.      Uji Multikolinearitas
         Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan linier diantara variabel bebas (independen) hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya tolerance value dan variance inflation faktor (VIF). Perhitungan pengujian ini dapat dilihat pada lampiran dan secara ringkas ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 1.10
Hasil uji multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
Brand Awareness
Perceived Quality
Brand Association
Brand Loyality
0.398
0.570
0.445
0.684
2.512
1.754
2.246
1.462
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Sumber Data Primer 2015
Dari hasil pengujian dapat ditunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki tolerance lebih dari 0.1(>0.1) dan semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10(<10) hal ini dapet diterangkan bahwa model regresi ini tidak terdapat gejala multikolinearitas.
c.       Uji Autokorelasi
         Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari uji Durbin-Watson standar untuk menentukan adanya atau tidaknya autokorelasi secara umum adalah
a.       Angka DW=2 berarti autokorelasi positif
b.      Angka DW diantara 1,5 – 2,5 berarti tidak ada autokorelasi
c.       Angka DW diatas >2 – 4 berarti ada autokorelasi negatif
Tabel 1.11
Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.701(a)
.491
.470
1.09689
1.845
a  Predictors: (Constant), TOTALPR, TOTAL_D, TOTAL_HR, TOTAL_P
b  Dependent Variable: TOTAL_LO

            Sumber Data Primer 2015
Nilai DW adalah sebesar 1.845 karena nilai DW adalah sebesar 1.845 maka perhitungan uji regresi ini tidak ada gejala autokorelasi.
d.      Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dimasukkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model regresi karena gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lainnya.Pengujian ini didasarkan pada uji lagrange multiplier (LM test)
Tabel 1.12
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error ofthe Estimate
1
.115(a)
.013
.003
1.87504
a  Predictors: (Constant), PRE_KUA
            Sumber Data Primer 2015
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas pada regresi ini maka digunakan kriteria jika R2.N > 9.2 maka terjadi heteroskedastisitas, jika R2.N<9.2 maka tidak mengalami heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan antar R2 dengan jumlah sempel yang diteliti dapat dihitung.
R2.N 0.013.100 = 1.3 Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam uji ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
4.1.4.5.       Analisis regresi linier berganda
         Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau meramalkan besarnya pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) Dari hasil pengolahan data dengan spss didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Tabel 1.13
Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.


B
Std. Error
Beta


1
(Constant)
,959
,564


,000

BA
,214
,141
,420
2.017
,000

PQ
,161
,104
,382
2.164
,000

BASS
,238
,178
,539
2.471
,000

BL
,150
,166
,340
2.020
,006
a  Dependent Variable: LK
Sumber Data Primer 2015
LK = 0.959+0.214BA1+0.161PQ2+0.238BAs3+0.150BL4
a.       Y= konstanta=0,959 artinya Apabila perusahaan tidak melakukan kegiatan Brand Equity(Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Assocition dan Brand Loyality) maka loyalitas konsumen yang dihasilkan akan tetap ada sebesar 0.959. Hal ini dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen terhadap Rumah Sakit Graha Bunda tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan Brand Equity tetapi ada juga variabel lain yang mempengaruhi.
b.      Koefisien regresi BA1 (Band Awareness)=0.241 artinya : Apabila terdapat peningkatan variabel Brand Equity sebesar satu satuan sementara variabel independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.214
c.       Koefisien regresi PQ2 (Perceived Quality)=0.161 artinya : Apabila terdapat peningkatan variabel Brand Awareness sebesar satu satuan sementara variabel independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.161
d.      Koefisien regresi BAs1 (Brand Association)=0.238 artinya : Apabila terdapat peningkatan variabel Peicived Quality sebesar satu satuan sementara variabel independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.238
e.       Koefisien regresi BL1 (Brand Loyality)=0.150 artinya : Apabila terdapat peningkatan variabel Brand Loyality sebesar satu satuan sementara variabel independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.150




4.1.4.6.      Hasil Uji Ketepatan Model
a.         Uji koefisien determinasi (R2)
         Pengujian koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengetahui berapa variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
         Hasil perhitungan untuk nilai R2 dalam analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini diperoleh angka koefisien determinasi atau R2 sebesar 0.491 artinya bahwa 49.1% variasi variabel loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variasi variabel Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality sedangkan sisanya 50, 9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.
b.        Uji F
         Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Equity (Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) secara bersama-sama dalam mempengaruhi loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk. Kriteria pengujian F adalah sebagai berikut :
Ho diterima Ha ditolak apabila F hitung<Ftabel atau probabilitasnya F signifikan >0,05
Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung>Ftabel atau probabilitasnya nilai F signifikan <0,05
         Apabila nilai Fhitung  lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df = (4 : 95) sebesar 2.45 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5% dengan kata lain dapat menerima hipoteis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
         Hasil uji dapat dilihat pada lampiran dari data prin tout. Dari hasil analisis regresi tersebut di dapatkan hasil perhitungan untuk nilai F hitung sebesar 22.950>2.45 maka dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara serentak dan signifikan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk.
c.        Uji t
         Uji t adalah uji untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Equity(Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) secara individu terhadap loyalitas konsumen. Regresi secara individu ini dilakukan dengan menggunakan a=5% yang berarti tingkat keyakinan adalah 95% pengujian ini menggunakan uji dua sisi yaitu untuk membandingkan nilai t hitung dan t tabel dengan kriteria sebagai berikut :
Ho diterima apabila statistik t hitung <statistik t tabel
Ho ditolak apabila statistik t hitung > statistik t tabel
Tabel 1.14
Nilai hitung dari t tabel
Variabel
T hitung
T tabel
Kesimpulan
BA1
PQ2
BAs3
BL4
2.017
2.164
2.471
2.020
1.98
1.98
1.98
1.98
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sumber Data Primer 2015
T tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df= 100 – 5 – 1 adalah 1.98
Dari hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Brand Awareness sebesar 2,017 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Brand Awareness mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen terhadap Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini menyatakan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Brand Awareness terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai t hitung 2,017>dari t tabel 1.98
Dari hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Perceived Quality sebesar 2,164 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Perceived Quality mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini menyatakan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Perceived Quality terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai t hitung 2,164>dari t tabel 1.98
Dari hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Brand Association sebesar 2.471 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Brand Association mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini menyatakan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Brand Association terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai t hitung 2,471>dari t tabel 1.98
Dari hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Brand Loyality sebesar 2,017 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Brand Loyality mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini menyatakan bahwa hipotesis 4 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Brand Loyality terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai t hitung 2,017>dari t tabel 1.98
d.      Uji Korelasi
                     Uji korelasi parsial adalah angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut dikendalikan untuk dibuat tetap keberadaanya. Hasil korelasi dapat dilihat pada lampiran dari data print out sebagai berikut.
Tabel 1.15
Correlations/uji korelasi

Model Variable
Koefisien korelasi
Sig. (2-tailed)
R
F Hitung
F Tabel (n-k-1) 5%
Brand Awareness
,603
<0,05 = 0.000
,701
22.950
2.45
Percieved Quality
,548
<0,05 = 0.000
,701
22.950
2.45
Brand Assosiation
,560
<0,05 = 0.000
,701
22.950
2.45
Brand Loyality
,445
<0,05 = 0.000
,701
22.950
2.45
Dependent Variable: LK
Correlation is significant at the 0.05 (0.0000).
Sumber Data Primer 2015
                     Koefisien korelasi variabel Brand Awareness sebesar 0.603, Perceived Quality sebesar 0.548, Brand Association sebesar 0.560, Brand Loyality sebesar 0.445 yang artinya bahwa mempunyai hubungan yang signifikan karena nilai signifikansinya <0.05 yaitu sebesar 0.000. Selain itu bahwa variabel, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality mempunyai hubungan positif terhadap loyalitas konsumen.
a.       Uji korelasi berganda merupakan langkah yang menunjukkan arahdan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel lain. Simbol korelasi berganda adalah R. Dari hasil analisis dapat diperoleh nilai korelasi berganda R sebesar 0.701 berdasarkan koefisien korelasi dapat ditemukan F hitung sebesar 22.950 nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel (n – k – 1) dengan taraf kesalahan 5% didapatkan dengan F tabel = 2.45 F hitung lebih besar dari F tabel (22.950 > 2.45) maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi adalah signifikan.
4.1.4.7.         Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil Uji t dengan t hitung dan t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df = (100 – 5 – 1) sebesar 1.98  dapat dinyatakan bahwa :
         Variabel Brand Awareness secara individu berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel Brand Awareness sebesar 2.017 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel Brand Awareness terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda terbukti.
         Variabel perceived Quality secara individu berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel Perceived Quality sebesar 2.164 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel Perceived Quality terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda terbukti.
         Variabel Brand Association secara individu berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel Brand Association sebesar 2.471 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel Brand Association terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda terbukti.
         Variabel Brand Loyality secara individu berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel Brand Loyality sebesar 2.017 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel Brand Loyality terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda.
         Berdasarkan hasil uji F dapat dinyatakan bahwa variabel Brand Equity (Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk. Dari hasil pengujian uji F didapatkan hasil 22.950 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000 > 0.05 sehingga Ho ditolak. Artinya koefisien regresi Brand Equity (Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) signifikan, sehingga Barnd Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk.
         Berdasarkan hasil analisis data dengan regresi linier berganda dapat dinyatakan bahwa variabel Brand Equity (Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) mempunyai proporsi variasi yang dapat menerangkan dengan baik terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen) sebesar 0.491 atau 49.1% sedang 50.9% sisanya dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.