BAB
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Penelitian
4.1.1. Deskriptif Wilayah Penelitian
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan
bahwa kesehatan adalah: keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal (UU Kesehatan, 1995).
Peningkatan
derajat kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kelayakan
kesehatan yang merata dan terjangkau pada seluruh masyarakat baik secara
geografis maupun ekonomi membutuhkan penyediaan sarana pelayanan kesehatan
sebagai fasilitasnya.Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi yang lebih luas menyangkut fungsi
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan mendekatkan
pelayanan pada masyarakat.
|
Rumah
sakit sesuai dengan sifatnya, tidak bertujuan mencari laba atau non profit, tapi
bukan berarti rumah sakit tidak mencari laba dalam operasinya.Semenjak otonomi
daerah fungsi rumah sakit mengalami pergeseran yakni dari fungsi sosisial
menuju fungsi ekonomi.Laksosono (2005) mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit
sebagai fungsi sosial yang nonprofit, pada akhir abad sekarang telah berubah
menjadi fungsi ke arah ekonomi.
Rumah
Sakit Graha Bunda adalah rumah sakit swasta kelas C. Rumah sakit ini mampu
memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini juga
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. Selain itu rumah sakit ini lebih
besar denganfasilitas kamar tersedia 87 tempat tidur inap, lebih banyak
dibanding setiap rumah sakit di Aceh yang tersedia rata-rata 83 tempat tidur
inap. dari87 kamar inap yang tersedia
12 tempat tidur di rumah sakit ini berkelas VIP keatas.Mayoritas Kamar Kelas
IIIDari 87 tempat tidur inap di rumah sakit ini, 50 termasuk di kamar kelas
III.
Rumah sakit ini
tersedia tempat tidur di semua kelas kamar, dari kelas I sampai kelas VVIP.
Rumah Sakit Graha Bunda mempunyai fasilitas ruang diantaranya ruang ICU: Singkatan dari Intensive Care Unit, ini adalah
layanan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatan secara terkonsentrasi
dan lengkap, ruang ini mempunyai 3 tempat tidur. ruang ICU yang dianggap sudah
menunjukkan perbaikan tetapi masih dalam pengawasan ketat. Ruang HCU: Singkatan dari High Care Unit, ini adalah ruang
perawatan pasien, ruang ini mempunyai 5 tempat tidur. ruangIGD:
Singkatan dari Instalasi Gawat Darurat, ruang ini mempunyai 4 tempat tidur.
Ruang NICU: Singkatan dari Neonate Intensive Care
Unit, ini merupakan unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir (neonatus)
yang memerlukan perawatan khusus, ruang ini mempunyai 4 tempat tidur. Ruang PICU: Singkatan dari Paediatric Intensive Care Unit, ini
merupakan unit perawatan intensif untuk anak anak, ruang ini mempunyai 2 tempat
tidur.Ruang Operasi: Ini adalah ruang untuk bedah
pasien, ruang ini mempunyai 2 tempat tidur. Ruang Isolasi:
Ini adalah ruang untuk pasien pernyakit menular, ruang ini mempunyai 2 tempat
tidur. Kamar Bersalin: Ini adalah ruang melahirkan,
ruang ini mempunyai 4 tempat tidur. Dan kamar Bayi:
Ini adalah ruang untul bayi yang baru di lahir, ruang ini mempunyai 7 tempat
tidur. Total keseluruhan tempat tidur adalah 32 tempat tidur.
Rumah Sakit Graha Bunda tersedia 19
dokter, 13 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Aceh dan 10 lebih
sedikit daripada rumah sakit tipikal di Sumatera. Dari 19 dokter di rumah sakit
ini, 9 adalah spesialis.Tingkat layanan di kalkulasi dengan
perbandingan jumlah perawat dengan jumlah dokter, jumlah perawat dengan jumlah
tempat tidur inap, dan jumlah teknisi medis dengan jumlah dokter. Jumlah
perawat rumah sakit Graha Bunda mencapai 70 orang dengan rasio perawat dokter
3.68, rasio perawat tempat tidur 0.8, jumlah tenaga medis 5 orang dengan rasio
teknisi 0.26.tenaga pendukung lain adalah pegawai khusus Bidan 29 orang yang
meliputi bagian Bidan klinik 11 orang dan bidan lainya 18 orang. Disegi lain
rumah sakit Graha Bunda masih didukung oleh pegawai khusus kefarmasian di
bidang Apoteker berjumlah 4 orang dan pegawai non kesehatan yang meliputi
bagian humas 1 orang Dan non kesehantan lainnya 15 orang.Dengan jumlah
keluruhannya 124 orang.(Data
tahun 2014)
Rumah
Sakit Graha Bunda tebilang sepi pengunjungnya, dari data yang diperoleh Setiap
tahun, 10,830 pasien menjenguk Rumah Sakit Graha Bunda.Dibanding rata-rata
rumah sakit di wilayahaceh 20,907 lebih sedikit dari
rumah sakit tipikal di Sumatera. Tingkat kesibukan atau Indicator aktivitas
Rumah sakit Graha Bunda pertahun mencapai 3,229 orang / tahun untuk rawat inap, 7,313 orang / tahun
untuk rawat jalan, dan Instalasi Gawat Darurat (IGD)288 orang / tahun.Dari data
diatas dapat kita peroleh tingkat efektivitas melalui Bed
Occupancy Ratio (BOR) sejumlah 48,3%Ini adalah angka penggunaan tempat tidur.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%(Data tahun 2014).
4.1.2.
Visi dan Misi Rumah Sakit Graha
Bunda
Rumah
Sakit Graha Bunda mempunyai Visi yaitu Menjadi rumah sakit pilihan dengan
menyediakan layanan perawatan kesehatan terbaik, aman, bermutu tinggi dan
inovatif. Adapun misinya adalah Menyediakan pelayanan secara utuh, konsisten
dan terpadu berfokus pada pasien melalui praktek berbasis bukti yang sesuai dan
pelayanan prima dengan komitmen, kerja sama tim, keterlibatan dari pihak
terkait dan peningkatan kompetensi individu yang berkesinambungan.
4.1.3.
Struktur
Oraganisasi Rumah Sakit Graha Bunda
Rumah sakit merupakan
sebuah Institusi atau lembaga Pelayanan Kesehatan profesional yang dilakukan
oleh dokter, perawat, bidan, ahli farmasi, dan tenaga ahli kesehatan yang lain,
baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta (perorangan) yang menyediakan
fasilitas pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap dan Rawat Jalan dengan disertai
penyediaan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang seperti
Observasi, Diagnostik, Terapeutik dan Rehabilitasi bagi pasien yang membutuhkan
perawatan kesehatan baik menderita Sakit, mengalami cidera, maupun mengatasi
proses bersalin (melahirkan).
Setiap Rumah Sakit secara
otomatis memiliki tugas dan fungsi yang wajib dipatuhi, diantaranya :
* Menyediakan pelayanan
medis beserta penunjangnya
* Menyediakan pelayanan
medis tambahan beserta penunjangnya
* Menyediakan pelayanan
kedokteran gigi
* Menyediakan pelayanan
kedokteran sosial
* Menyediakan pelayanan
rujukan kesehatan
* Menyediakan pelayanan
rawat inap
*
Menyediakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
(observasi)
* Menyediakan pelayanan
penyuluhan kesehatan
* Menyediakan pelayanan
medis khusus
* Menyediakan pelayanan
kedokteran kehakiman
* Menyediakan pelayanan
administratif
* Menyediakan pendidikan
para medis
* Membantu
menyelenggarakan pendidikan tenaga medis umum
* Membantu
menyelenggarakan pendidikan tenaga medis spesialis
* Membantu
menyelenggarakan kegiatan penyelidikan epidemiologi
* Membantu
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan
Rumah
sakit di Indonesia diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan berdasarkan fasilitas
dan kemampuan pelayanannya, muali dari Rumah sakit Tipe A yang terlengkap dan
terbesar, hingga Tipe E yang paling sederhana. Kali ini secara khusus akan
diulas tentang Rumah sakit tipe C.
Rumah
sakit Tipe C adalah Rumah sakit yang biasanya didirikan di setiap ibukota kabupaten atauRegency hospital.Rumah
sakit tipe ini biasanya menjadi tempat rujukan dari setiap puskesmas dan klinik
kecil yang terdapat di sekitarnya. Sebagai syarat kualifikasi, Rumah Sakit tipe
C haruslah memiliki fasilitas pelayanan medis spesialistik dasar, seperti Poli
penyakit dalam, Poli anak, Poli bedah, dan Poli kebidanan dan kandungan.
Sumber Data Primer 2015
Dengan rincian Peranan
fungsi jabatan sebagai berikut :
- Direktur. Direktur Rumah Sakit Graha Bunda memiliki tugas utama membantu Bupati dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
- Kepala Bagian Tata Usaha. Kepala Bagian Tata Usaha memiliki tugas utama untuk memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan kantor Rumah SakitGraha Bunda. Kepala Bagian Tata Usaha akan dibantu oleh Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset , dan Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
- Kepala Bidang Pelayanan. Kepala Bidang Pelayanan memiliki tugas utama merencanakan operasional Rumah SakitGraha Bunda, memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur, menyelia, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan. Kepala Bidang Pelayanan dalam menjalankan tugasnya akan dibantu oleh Kepala Seksi Pelayanan Medik, Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, Kepala Seksi Perlengkapan Meik dan Non Medik
- Kepala Bidang Penunjang. Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas utama untuk merencanakan sisi operasional Rumah Sakit Graha Bunda, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang penunjang. Dalam menjalankan kewajibannya, Kepala Bidang Penunjang akan dibantu oleh Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik, Kepala Seksi sarana dan Prasarana, dan Kepala Seksi Pengendalian Instalasi.
4.1.4.
Identifikasi
Variable Penelitian
Variable-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari variable independen Brand Equity ( Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand
Loyality )dan variable dependen (
Loyalitas Konsumen ).
4.1.4.1.
Gambaran Umum Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini
dilakukan terhadap pasien
yang berkunjung dan pernah dirawat
di rumah sakit Graha Bunda. Hal ini
diketahui dengan melakukan membagikan kuesioner secara langsung terhadap para responden. Untuk
pengambilan sampel, dalam penelitian ini digunakan teknik convenience sampling,
yaitu tipe pemilihan sampel yang respondennya diambil dari individu yang
kebetulan atau mudah dijumpai oleh peneliti.
- Jenis Kelamin
pasien yang berkunjung dan pernah dirawat di rumah sakit
Graha Bunda adalah pria dan wanita,
berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa dari 100orang
responden jumlah responden pria sebanyak 53 orang atau 53% dan responden wanita
sebanyak 47 orang atau 47%
Tabel 1.2 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Pria
|
53
|
53%
|
Wanita
|
47
|
47%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Sumber Data Primer 2015
- Pekerjaan
pasien yang berkunjung dan pernah dirawat di rumah sakit
Graha Bunda meliputi beberapa status pekerjaan, maka digunakan distribusi frekuensi responden berdasarkan
pekerjaan yaitu :
Tabel 1.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan Jurusan
Pekerjaan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
PNS
|
17
|
17%
|
Wiraswasta
|
15
|
15%
|
Mahasiswa
|
13
|
13%
|
pelajar
|
9
|
9%
|
Petani
|
20
|
20%
|
IRT
|
26
|
26%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Sumber Data Primer 2015
4.1.4.2. Analisis Data Penelitian
Analisis data penelitian
digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh Brand Equity yang diberikan Rumah sakit Graha Bunda berupa Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand
Loyality terhadap loyalitas konsumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
koesioner, yaitu metode pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan
diri sendiri atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
Alat analisis data yang akan
digunakan adalah model statistik analisis regresi linier berganda uji asumsi
klasik, uji t dan uji F yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Brand equity terhadap loyalitas konsumen.
4.1.4.3.
Pengujian Instrumen Data
a. Uji Validitas Kuesioner
Analisis validitas dalam penelitian ini
di uji dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor
totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi product momen pearson.
Data diolah dengan menggunakan program spss 11.5 yang ditunjukkan sebagai
berikut :
Tabel 1.4
Hasil uji
validitas variabel Brand
aswareness
variabel
|
Pearson correlation
|
N.sig
|
Ket
|
X Item 1
Item 2
Item 3
|
0.714
0.834
0.860
|
0.000
0.000
0.000
|
Valid
Valid
Valid
|
Sumber Data Primer 2015
Dari uji
validitas dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dalam taraf
signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel Brand awareness valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson
correlation >0,3
Tabel 1.5
Hasil uji
validitas variabel perceived
Quality
Variabel
|
Pearson correlation
|
N.sig
|
Ket
|
X Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
|
0.713
0.826
0.851
0.768
|
0.000
0.000
0.000
0.000
|
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber Data Primer 2015
Dari uji
validitas dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dalam taraf
signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel perceived Quality valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson
correlation >0,3
Tabel 1.6
Hasil uji
validitas variabel Brand
Association
Variabel
|
Pearson correlation
|
N.sig
|
Ket
|
X Item 1
Item 2
Item 3
|
0.841
0.785
0.881
|
0.000
0.000
0.000
|
Valid
Valid
Valid
|
Sumber Data Primer 2015
Dari uji
validitas dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dalam taraf
signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel Brand Association valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson
correlation >0,3
Tabel 1.7
Hasil uji
validitas variabel Brand Loyality
Variabel
|
Pearson correlation
|
N.sig
|
Ket
|
X Item 1
Item 2
Item 3
|
0.512
0.772
0.829
0.802
|
0.000
0.000
0.000
0.000
|
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber Data Primer 2015
Dari uji
validitas dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dalam taraf
signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel Brand Loyality valid, hal ini dapat dilihat dari nilai pearson
correlation >0,3
Tabel 1.8
Hasil uji
validitas variabel loyalitas Konsumen
Variabel
|
Pearson correlation
|
N.sig
|
Ket
|
X Item 1
Item 2
Item 3
|
0.751
0.817
0.780
|
0.000
0.000
0.000
|
Valid
Valid
Valid
|
Sumber Data Primer 2015
Dari uji
validitas dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dalam taraf
signifikansi 0,05 atau 5% dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan variabel loyalitas Konsumen valid, hal ini
dapat dilihat dari nilai pearson correlation >0,3
b. Uji Reliabilitas
Hasil analisis uji reliabilitas
menggunakan teknik uji cronbach’s alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliable
jika mempunyai alpha >0,6. Dalam penelitian ini alpha menunjukkan nilai
>0,6 sehingga disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut reliabel.
Tabel 1.9
Hasil Uji
reliabilitas variabel BrandAwarness,
perceived Quality, Brand Association,
Brand Loyality dan loyalitas
konsumen
Variabel
|
Koefisien korelasi
|
Keterangan
|
Brand
Awareness
Perceived
Quality
Brand
Association
Brand Loyality
Loyalitas konsumen
|
0.7426
0.8029
0.7957
0.7360
0.7280
|
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
|
Sumber Data
Primer 2015
4.1.4.4.
Uji Asumsi Klasik
Uji ini bertujuan
untuk menguji kebenaranmodel regresi linier berganda pengaruh Brand
Equity
(Brand Awareness, Perceived Quality,
Brand Association dan Brand Loyality) terhadap loyalitas konsumen. Hal ini juga
bermanfaat untuk mengetahui penyebab kesalahan dalam mengasumsikan model
regresi.
a.
Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas digunakan
metode enter, yaitu dengan menganalisis penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran
dari data print out. Dari hasil analisis grafik dapat diketahui bahwa sebaran
data (plot) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk
membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan linier diantara variabel bebas
(independen) hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya tolerance
value dan variance inflation faktor (VIF). Perhitungan pengujian ini dapat
dilihat pada lampiran dan secara ringkas ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 1.10
Hasil uji multikolinearitas
Variabel
|
Tolerance
|
VIF
|
Keterangan
|
Brand Awareness
Perceived Quality
Brand Association
Brand Loyality
|
0.398
0.570
0.445
0.684
|
2.512
1.754
2.246
1.462
|
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
|
Sumber
Data Primer 2015
Dari
hasil pengujian dapat ditunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki tolerance
lebih dari 0.1(>0.1) dan semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari
10(<10) hal ini dapet diterangkan bahwa model regresi ini tidak terdapat
gejala multikolinearitas.
c.
Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dapat dilihat dari uji Durbin-Watson standar untuk menentukan
adanya atau tidaknya autokorelasi secara umum adalah
a.
Angka DW=2 berarti autokorelasi positif
b.
Angka DW diantara 1,5 – 2,5 berarti tidak ada
autokorelasi
c.
Angka DW diatas >2 – 4 berarti ada autokorelasi
negatif
Tabel
1.11
Model Summary(b)
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.701(a)
|
.491
|
.470
|
1.09689
|
1.845
|
a
Predictors: (Constant), TOTALPR, TOTAL_D, TOTAL_HR, TOTAL_P
b
Dependent Variable: TOTAL_LO
Sumber Data Primer 2015
Nilai
DW adalah sebesar 1.845 karena nilai DW adalah sebesar 1.845 maka perhitungan
uji regresi ini tidak ada gejala autokorelasi.
d.
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas dimasukkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan
model regresi karena gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi
lainnya.Pengujian ini didasarkan pada uji lagrange multiplier (LM test)
Tabel
1.12
Model Summary
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error ofthe Estimate
|
1
|
.115(a)
|
.013
|
.003
|
1.87504
|
a Predictors: (Constant), PRE_KUA
Sumber Data Primer 2015
Untuk
melihat ada tidaknya heteroskedastisitas pada regresi ini maka digunakan
kriteria jika R2.N > 9.2 maka terjadi heteroskedastisitas,
jika R2.N<9.2 maka tidak mengalami heteroskedastisitas.
Berdasarkan
hasil regresi yang dilakukan antar R2 dengan jumlah sempel yang
diteliti dapat dihitung.
R2.N
0.013.100 = 1.3 Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam uji ini tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
4.1.4.5. Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui atau meramalkan besarnya pengaruh antara variabel
bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) Dari hasil pengolahan data dengan
spss didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Tabel
1.13
Coefficients(a)
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
,959
|
,564
|
,000
|
||
BA
|
,214
|
,141
|
,420
|
2.017
|
,000
|
|
PQ
|
,161
|
,104
|
,382
|
2.164
|
,000
|
|
BASS
|
,238
|
,178
|
,539
|
2.471
|
,000
|
|
BL
|
,150
|
,166
|
,340
|
2.020
|
,006
|
Sumber Data Primer 2015
LK = 0.959+0.214BA1+0.161PQ2+0.238BAs3+0.150BL4
a.
Y= konstanta=0,959 artinya Apabila perusahaan tidak
melakukan kegiatan Brand Equity(Brand
Awareness, Perceived Quality, Brand Assocition dan Brand Loyality) maka
loyalitas konsumen yang dihasilkan akan tetap ada sebesar 0.959. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa loyalitas konsumen terhadap Rumah Sakit Graha Bunda tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan Brand Equity tetapi ada juga
variabel lain yang mempengaruhi.
b.
Koefisien regresi BA1 (Band Awareness)=0.241 artinya
: Apabila terdapat peningkatan variabel Brand Equity sebesar satu
satuan sementara variabel independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan
mengalami peningkatan sebesar 0.214
c.
Koefisien regresi PQ2 (Perceived Quality)=0.161 artinya : Apabila terdapat peningkatan
variabel Brand Awareness sebesar satu satuan sementara variabel
independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan
sebesar 0.161
d.
Koefisien regresi BAs1 (Brand Association)=0.238 artinya : Apabila terdapat peningkatan
variabel Peicived Quality sebesar satu satuan sementara variabel
independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan
sebesar 0.238
e.
Koefisien regresi BL1 (Brand Loyality)=0.150 artinya : Apabila terdapat peningkatan
variabel Brand Loyality sebesar satu satuan sementara variabel
independen lainnya tetap maka loyalitas konsumen akan mengalami peningkatan
sebesar 0.150
4.1.4.6.
Hasil Uji Ketepatan Model
a.
Uji koefisien determinasi (R2)
Pengujian koefisien
determinasi atau R2 digunakan untuk mengetahui berapa variasi
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
Hasil perhitungan untuk
nilai R2 dalam analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini
diperoleh angka koefisien determinasi atau R2 sebesar 0.491 artinya
bahwa 49.1% variasi variabel loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variasi
variabel Brand Awareness,
Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality sedangkan sisanya 50,
9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.
b.
Uji F
Uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel Brand
Equity (Brand Awareness,
Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) secara bersama-sama
dalam mempengaruhi loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk. Kriteria pengujian F
adalah sebagai berikut :
Ho
diterima Ha ditolak apabila F hitung<Ftabel atau probabilitasnya F
signifikan >0,05
Ho
ditolak dan Ha diterima apabila F hitung>Ftabel atau probabilitasnya nilai F
signifikan <0,05
Apabila nilai Fhitung lebih besar daripada F tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan df = (4 : 95) sebesar 2.45 maka Ho dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 5% dengan kata lain dapat menerima hipoteis alternatif yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
Hasil uji dapat dilihat
pada lampiran dari data prin tout. Dari hasil analisis regresi tersebut di
dapatkan hasil perhitungan untuk nilai F hitung sebesar 22.950>2.45 maka
dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas
secara serentak dan signifikan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk.
c.
Uji t
Uji t adalah uji untuk
mengetahui pengaruh variabel Brand
Equity(Brand Awareness, Perceived Quality, Brand
Association dan Brand Loyality) secara individu terhadap loyalitas konsumen.
Regresi secara individu ini dilakukan dengan menggunakan a=5% yang berarti
tingkat keyakinan adalah 95% pengujian ini menggunakan uji dua sisi yaitu untuk
membandingkan nilai t hitung dan t tabel dengan kriteria sebagai berikut :
Ho
diterima apabila statistik t hitung <statistik t tabel
Ho
ditolak apabila statistik t hitung > statistik t tabel
Tabel
1.14
Nilai
hitung dari t tabel
Variabel
|
T hitung
|
T tabel
|
Kesimpulan
|
BA1
PQ2
BAs3
BL4
|
2.017
2.164
2.471
2.020
|
1.98
1.98
1.98
1.98
|
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
|
Sumber Data Primer 2015
T
tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df= 100 – 5 – 1 adalah 1.98
Dari
hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Brand
Awareness sebesar 2,017 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Brand
Awareness mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen terhadap Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini
menyatakan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Brand
Awareness terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai
t hitung 2,017>dari t tabel 1.98
Dari
hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Perceived
Quality
sebesar 2,164 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Perceived
Quality
mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini menyatakan
bahwa hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Perceived
Quality
terhadap loyalitas konsumen pada
Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai t hitung 2,164>dari t
tabel 1.98
Dari
hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Brand
Association sebesar 2.471 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Brand
Association mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini
menyatakan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Brand
Association terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai
t hitung 2,471>dari t tabel 1.98
Dari
hasil analisis regresi pada tabel 1.13 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Brand
Loyality
sebesar 2,017 dan lebih besar dari nilai kritis 1.98 artinya Brand
Loyality
mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, hal ini menyatakan
bahwa hipotesis 4 yang
menyatakan terdapat pengaruh antara Brand Loyality terhadap loyalitas
konsumen pada Rumah Sakit Graha
Bunda Idi Rayeuk terbukti karena nilai t hitung 2,017>dari t tabel 1.98
d. Uji Korelasi
Uji korelasi parsial adalah angka yang menunjukkan
arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel setelah satu variabel yang diduga
dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut dikendalikan untuk dibuat tetap
keberadaanya. Hasil korelasi dapat dilihat pada lampiran dari data print out
sebagai berikut.
Tabel 1.15
Correlations/uji korelasi
Model Variable
|
Koefisien korelasi
|
Sig. (2-tailed)
|
R
|
F Hitung
|
F Tabel
(n-k-1) 5%
|
Brand Awareness
|
,603
|
<0,05 = 0.000
|
,701
|
22.950
|
2.45
|
Percieved
Quality
|
,548
|
<0,05 = 0.000
|
,701
|
22.950
|
2.45
|
Brand Assosiation
|
,560
|
<0,05 = 0.000
|
,701
|
22.950
|
2.45
|
Brand Loyality
|
,445
|
<0,05 = 0.000
|
,701
|
22.950
|
2.45
|
Dependent Variable: LK
Correlation
is significant at the 0.05 (0.0000).
Sumber Data Primer 2015
Koefisien korelasi variabel Brand Awareness sebesar 0.603, Perceived Quality
sebesar 0.548, Brand Association sebesar 0.560, Brand Loyality sebesar 0.445 yang artinya bahwa mempunyai
hubungan yang signifikan karena nilai signifikansinya <0.05 yaitu sebesar
0.000. Selain itu bahwa variabel, Brand
Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality mempunyai hubungan positif terhadap
loyalitas konsumen.
a. Uji korelasi berganda merupakan langkah
yang menunjukkan arahdan kuatnya hubungan antara dua variabel secara
bersama-sama atau lebih dengan variabel lain. Simbol korelasi berganda adalah
R. Dari hasil analisis dapat diperoleh nilai korelasi berganda R sebesar 0.701
berdasarkan koefisien korelasi dapat ditemukan F hitung sebesar 22.950 nilai F
hitung dibandingkan dengan F tabel (n – k – 1) dengan taraf kesalahan 5%
didapatkan dengan F tabel = 2.45 F hitung lebih besar dari F tabel (22.950 >
2.45) maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi adalah signifikan.
4.1.4.7.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil Uji t dengan t hitung dan t tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan df = (100 – 5 – 1) sebesar 1.98 dapat dinyatakan bahwa :
Variabel Brand Awareness secara individu
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t
hitung variabel Brand Awareness sebesar 2.017 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang
menyatakan terdapat pengaruh variabel Brand Awareness terhadap
loyalitas konsumen pada Rumah
Sakit Graha Bunda terbukti.
Variabel perceived Quality secara individu
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t
hitung variabel Perceived Quality sebesar 2.164 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang
menyatakan terdapat pengaruh variabel Perceived Quality terhadap
loyalitas konsumen pada Rumah
Sakit Graha Bunda terbukti.
Variabel Brand Association secara individu
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t
hitung variabel Brand Association sebesar 2.471 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang
menyatakan terdapat pengaruh variabel Brand Association terhadap
loyalitas konsumen pada Rumah
Sakit Graha Bunda terbukti.
Variabel Brand Loyality secara individu
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Sakit Graha Bunda hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t
hitung variabel Brand Loyality sebesar 2.017 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 1.98 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang
menyatakan terdapat pengaruh variabel Brand Loyality terhadap
loyalitas konsumen pada Rumah
Sakit Graha Bunda.
Berdasarkan hasil uji F
dapat dinyatakan bahwa variabel Brand
Equity
(Brand Awareness, Perceived
Quality, Brand Association dan Brand Loyality) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk. Dari hasil pengujian
uji F didapatkan hasil 22.950 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000 > 0.05
sehingga Ho ditolak. Artinya koefisien regresi Brand Equity (Brand Awareness,
Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyality) signifikan, sehingga Barnd Equity secara bersama-sama
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Pada Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk.
Berdasarkan hasil
analisis data dengan regresi linier berganda dapat dinyatakan bahwa variabel Brand Equity (Brand Awareness, Perceived Quality, Brand
Association dan Brand Loyality) mempunyai proporsi variasi yang dapat menerangkan
dengan baik terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen) sebesar 0.491 atau
49.1% sedang 50.9% sisanya dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar